Saat sang surya kemarin sore kembali keperaduannya, gema takbir, tahmid,
dan tahlil kembali membahana dalam singgasana kehidupan kita. Meski hari telah
berganti senja, lantunan takbir, tahmid, dan tahlil tersebut tetap saja
berkumandang, seolah tak kenal lelah mengangunkan kebesaran Allah.
Alunan suara merdu yang disertai hentakan bunyi beduk mengingatkan kita
akan sebuah keindahan lebaran yang pernah kita lalui bersama dalam kehidupan ini.
Lebaran senantiasa menyisakan suasana keceriaan dan kebahagiaan, karena kita
dapat berkumpul bersama keluarga, sahabat dan orang tua yang kita cintai, sehingga
kita pun sadar bahwasanya begitu banyak nikmat yang Allah SWT telah diberikan
kepada kita. Sehingga kita pun patut untuk senantiasa mensyukurinya.
Hadirin Sekalian, Setelah
kurang sebulan kita menjalankan ibadah puasa, akhirnya kita tiba pada hari ini,
hari yang dinanti-nantikan oleh segenap umat islam diseluruh penjuru dunia,
yaitu hari raya idul fitri, hari dimana kita dikembalikan oleh Allah kepada
fitrah kesucian dengan terlebih dahulu kita disucikan secara lahir dan batin
dari segala dosa-dosa kita.
Oleh karena
itu, di hari yang fitrah ini, mari kita sejenak merenungkan apa yang akan kita
saksikan pada hari raya kali ini. Kita penuhi langit dengan gemuruh takbir dan
tahmid, yang tiada lain sebagai bentuk ucapan rasa syukur kita di hadapan Allah
SWT akan sebuah kebesaran dan kenikmatan yang telah Allah curahkan kepada kita
semua, sehingga pada hari ini kita dapat berkumpul ditempat ini guna
melaksanakan hari raya Idul Fitri, hari dimana
tidaklah semua orang diberi kesempatan oleh Allah untuk menikmatinya.
Puluhan hari
lebaran telah kita kita lewati dalam kehidupan kita, sebanyak bilangan ramadhan
yang telah kita jalani bersama. Sering lebaran kita jadikan sebagai tempat
untuk salaing memaafkan, bersilaturrahmi dan saling berbagi diantara sesama,
namun tidak semua lebaran yang kita jalani penuh dengan kebahagiaan, terkadang
kita menjalani lebaran dirundung oleh kesedihan dan diuji oleh berbagai macam
cobaan.
Allahu Akbar 3x….. Walillahil hamdu
Ada satu hal
yang tidak pernah berubah dalam setiap kita berlebaran. Yaitu, ada saja
saudara, karib kerabat, orang tua dan anak-anak kita yang tidak sempat
berlebaran bersama kita tahun ini, mereka tidak ikut bertakbir bersama kita,
kita tidak dapat lagi menyaksikan wajah mereka dengan ceria, kita tidak bisa
lagi mengulurkan tangan untuk meminta maaf kepada mereka, dikarenakan mereka
telah mendahului kita menghadap Allah SWT, mereka telah dipanggil oleh sang
pencipta jagad raya ini untuk menutup mata selama-lamanya.
Inna lillahi wainna ilaihi rajiun hanya itulah
ucapan yang bisa kita ucapkan sebagai hamba Allah yang lemah dan tak berdaya di
hadapan ke-mahakuasaan-Nya. Ucapan seorang hamba yang mampu memahami akan
ketidak kekekalan dirinya. Kullu man
alaiha fanin wayabqa rabbuka dzuljalali wal ikram (semua ciptaan Allah akan
hancur kecuali Allah SWT).
Terkait hal
itu, menarik kiranya untuk mendengarkan lantunan doa anak-anak yatim;Ya
Allah curahkanlah kebahagiaan dan kenikmatan-MU kapada orang-orang yang telah
engkau panggil lebih dahulu menghadap kepadamu. Ya Allah Tuhan kami, kemaha kuasanmulah
yang meliputi seluruh jagad raya ini, dan atas dasar kemahakuasaanmu pula kami
memohon, ampunilah mereka orang tua kami, ibu bapak kami, saudara (i) kami, dan
keluarga kami yang telah menghadap kepada-Mu ya Allah jauhkanlah mereka dari
siksa kubur, berkatiah mereka karena Sesungguhnya engkaulah maha pemberi berkat
lagi maha bijaksana.
Ya Allah kematian telah memisahkan kami dengan
orang-orang yang kami cintai, maka dari itu kami memohon kepada-Mu ya Allah,
ihlaskanlah hati kami untuk melepaskannya, agar ia bisa beristirahat dengan
tenang disisimu. Meski lebaran hari ini terasa sepi tanpa kehadirannya,
tapi kami ikhlaskan kepergiannya dari sisi kami, karena kami sadar bahwa
kematian yang telah mereka jalani adalah upaya untuk menunaikan kesempurnaan
hidup, karena dimana ada kehidupan disitu pasti ada kematian, bukanlah
kehidupan yang tidak ada kematian di dalamnya. Syakallahu Sarahu wa gafarllahu
dzunubahu wadahalal jannata mastwahu.
Allahu Akbar 3x…. Walillahil hamd
Setelah kita
mendengar lantunan doa tersebut, sejenak mari kita kembali merenung bahwa siapa
lagi diantara kita yang hadir di tempat ini yang tidak sempat untuk berlebaran
di tahun yang akan datang. Boleh jadi tahun tahun depan giliran kita dipanggil
oleh Allah Swt, meninggalkan keluarga, anak, isteri, suami dan meninggalkan segala
kenikmatan dunia ini.
Olehnya itu,
pertanyaan yang paling tepat untuk kita tanyakan kepada diri kita masing-masing
adalah: sudah siapkah kita menghadap Allah swt…..? tentunya pertanyaan sangat sulit untuk kita
jawab jika diri kita masih bergelimang dengan dosa-dosa.
Allahu Akbar 3x…. Walillahil hamd
Ibadah puasa
yang kita kerjakan sebulan penuh telah mengajarkan kepada kita semua tentang
hakikat, tujuan dan makna ibadah puasa, sebagaimana yang digambarkan dalam
Alquran. Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaiman diwajibkannya atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.Ayat ini sangat
jelas memberikan gambaran kepada kita semua tentang makna dan tujuan dari
ibadah puasa, yaitu untuk menggapai predikat taqwa. Dan taqwa inilah yang
menjadi anjuran Allah untuk dijadikan sebagai bekal mengahadap kepada-Nya.
Berbekallah, karena sesungguhnya
sebaik-baik bekal adalah takwa, dan bertakwalah kepada-Ku, hai orang-orang yang
berakal. (QS Al-Baqoroh : 197)
Pertanyaannya
kemudian, manakah yang di maksud dengan orang-orang yang bertaqwa itu? yang di
maksud dengan orang yang bertaqwa adalah: orang
yang senantiasa menjauhi larangan Allah dan mengerjakan apa yang telah
diperintahkan Allah kepada kita.
Jika tujuan
dari ibadah puasa agar manusia bertaqwa, maka ciri-ciri orang yang bertaqwa
sebagaimana yang di gambarkan dalam Alquran adalah sebagai berikut: pertama; orang yang senantiasa
menafkakan sebahagian hartanya baik dalam keadaan susah maupun lapang (senang).
Dalam bulan
ramadhan kita telah banyak ber-infak (bersedeqah) dan salah satunya adalah
mengeluarkan zakat fitrah sebagai peringan beban bagi mereka yang kesusahan. Tak
hanya itu, zakat fitrah juga menjadi penyempurnah ibadah puasa kita,
sebagaimana hadits nabi yang berbunyi:
Amalan puasa seorang hamba Allah bergantung antara langit dan bumi
Allah tidak menerima ibadah puasa seorang hambanya sebelum ia mengeluarkan
zakat fitrah bagi orang yang mampu untuk berzakat.
Allahu Akbar 3x…. Walillahil hamd
Olehnya itu,
takbir dan tahmid yang kita
kumandankan di hari yang fitri ini sejatinya mampu membuka kesadaran kita akan
seberapa banyak saudara-saudari kita yang kurang mampu hidup disamping kita,
seberapa banyak anak-anak yang terpaksa putus sekolah dikarenakan orang tua
mereka tidak mampu membiayai uang sekolah anaknya yang kian hari semakin mahal,
seberapa banyak fakir dan miskin yang hidup disamping kita, hidup dalam
kemelaratan.
Apalah
artinya takbir dan tahmid yang kita kumandankan pada hari ini jika hal tersebut
tidak mampu membuka mata hati dan kesadaran kita kepada sanak-saudara kita yang
hidup dibawah garis kemiskinan. Allah berfirman dalam Alquran:
Tahukah kamu orang-orang yang mendustakan agama, yaitu mereka
orang-orang yang menghardik anak yatim dan enggan member makan kepada fakir
miskin.
Hadirin
sekalian…. pernah suatu ketika Nabi kita Muhammad SAW hendak ke lapangan
untuk melaksanakan salat Idul Fitri, tiba-tiba langkahnya terhenti karena mendengar
seorang anak kecil menangis terseduh-seduh di sudut lapangan. Dihampirilah anak
itu, kemudian Rasulullah bertanya kepada anak kecil tersebut: “Wahai anakku kenapa engkau menangis,
tidakkah hari ini adalah hari kebahagiaan karena kita berlebaran”?, Anak
tersebut menjawab “saya menangis karena
saya lapar”! Rasulullah kembali bertanya “Wahai anakku mana bapakmu”?, jawab anak tersebut, “ayahku telah meninggal, sedangkan ibuku
telah kawin lagi dengan orang lain sementara saya dibiarkan hidup miskin dan
kelaparan’, Rasulullah kembali bertanya “dimana
teman-teman sepermainanmu”? jawab anak tersebut, “mereka tidak mau berteman dengan saya karena saya tidak punya baju
baru, saya tidak sanggup untuk membelinya, akhirnya mereka pun menjauhi saya
dan mereka malu berteman dengan saya’’. Rasulullah pun berkata, nasib kita sama wahai anakku, orang tua saya
meninggal sewaktu saya masih dalam kandungan. Tapi maukah engkau jika sekiranya
saya menjadi bapakmu dan Aisyah jadi ibumu…?,
Anak
tersebut pun menjawab iya dan Nabipun
membawa pulang anak tersebut dan mengatakan kepada isterinya, ya Aisyah mandikan anak ini dan berikan dia
pakaian baru. Anak ini yatim (tidak punya bapak) dan dia juga berhak bergembira
di hari lebaran ini seperti halnya dengan anak-anak yang lain.
Sepenggal
kisah diatas menggambarkan betapa Nabi kita Muhammad Saw tidak hanya mencintai
anak yatim tapi juga sangat memuliakannya. Olehnya itu zakat fitrah yang kita
keluarkan di bulan ramadhan adalah ibadah sosial yang tujuannya untuk
meringankan beban, bagi mereka yang kurang mampu, termasuk anak-anak yatim.
Demikian
pula, dengan mengeluarkan zakat fitrah, kita telah membersihkan harta-harta
kita dari hal-hal yang tidak jelas atau haram. Ambillah
zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan
mensucikan mereka dan doakanlah untuk mereka. karena sesungguhnya do'a kamu itu
merupakan ketenteraman jiwa bagi mereka. (QS. At-Taubah : 103)
Allahu Akbar
3x…. Walillahil Hamd
Pernah suatu
ketika malaikat meminta ijin kepada Allah Swt untuk turun ke bumi menyaksikan
amalan-amalan manusia, Di bumi malaikat menyaksikan dua amalan dimana kedua
amalan tersebut tidak dilakukan oleh penduduk langit. Kalau penduduk bumi
melakukan tawaf ketika berhaji, itu pun dilakukan oleh penduduk yang ada di
langit. Jika penduduk bumi bertasbih dan memuji kebesaran Allah, maka itupun dilakukan
oleh penduduk langit. Lalu apa amalan penduduk bumi yang tidak dilakukan oleh
penduduk langit itu? Jawabannya adalah;
- penduduk bumi suka membantu orang-orang miskin melalui sedekah yang datangnya dari orang-orang kaya.
- jeritan atau tangisan seorang pendosa yang senantisa memohon ampun kepada Allah swt. Allah berfirman bahwasanya tangisan para pendosa yang meminta maaf kepadaku lebih aku cintai daripada gemuruh takbirnya orang-orang yang bertasbih.
Hadirin sekalian, cirri yang kedua orang yang bertaqwa adalah
orang yang bisa menahan amarahnya. Emosi yang berujung pada kemarahan tidak
terkendali kerap menimbulkan pertengkaran serta mengakibatkan terputusnya
hubungan persaudaraan dianatara kita.
“Janganlah kalian saling membenci, jangan saling dengki dan iri,
dan jangan pula saling memusuhi, jadilah hamba Allah yang bersaudara, dan
tiadalah halal bagi muslim untuk memutus hubungan-memusuhi saudara muslimnya
lebih dari tiga hari” (Shahih Bukhari).
Allahu
Akbar3x…. Walillahil hamd
Dalam
alquran tidak ada satupun ayat yang memerintahkan kepada kita untuk meminta
maaf, yang ada adalah perintah untuk memberi maaf kepada mereka yang telah
berbuat dosa kepada kita. Kenapa demikian, karena meminta maaf itu lebih
gampang dari pada memberi maaf kepada mereka yang telah melukai kita. Dan hanya
merekalah orang-orang yang bijaksana dan lagi bertaqwa yang mampu menahan
amarahnya mampu melakukan itu.
Olehnya itu,
di hari yang fitrah ini marilah kita untuk saling memaafkan diantara sesama
manusia, mari melupakan semua masalah yang pernah terjadi dan kita membuka
lembaran baru kehidupan. Karena pada dasarnya hakeat dari Idul Fitri adalah
kemampuan untuk mentuluskan hati kita memberi maaf kepada orang lain, sebelum
orang tersebut meminta maaf kepada kita. Sehingga kita pun bisa menjadi manusia
yang suci bagaikan bayi yang baru dilahirkan dari perut ibu kita.
0 komentar:
Posting Komentar