Minggu, 07 Desember 2014

Sisi Lain Dari Kota Tarakan



Tarakan tidak hanya menjadi Kota di Wilayah Kalimantan Utara (Kaltara), melainkan juga menjadi bahagian dari ikon Provinsi Kaltara, dibuktikan dengan keberadaan bangunan bandara Juata yang bertaraf internasional dan sementara dalam proses penyelesaian. Demikian pula, pembangunan infrastruktur Kota juga begitu pesat, khususnya bagian utara Kota Tarakan.

Fenomena tersebut, tentunya menjadi penanda bahwa pemerintah Kota ini cukup serius dalam berbenah diri menuju Kota yang terdepan, sebagaimana yang menjadi sebomboyan Provinsi Kaltara, “Sekarang Terbelakang, kelak akan menjadi yang terdepan”.

Kota tarakan berkeinginan untuk mensejajarkan diri dengan Kota-Kota lain yang ada di bangsa ini, dan kalau perlu Kota tarakan menjadi Kota kedua setelah Singapura. Demikian ungkapan salah seorang warga kepada penulis saat berkunjung ke pantai Amal Kota Tarakan.
Sisi lain dari kota Tarakan, selain keindahan bangunan Universitas Borneo (UB) yang berada di atas ketinggian, dan sekaligus menjadi simbol kebanggaan Kota Tarakan, juga ditemukan perkebunan angrek milik pemerintah kota, serta lahan-lahan kosong yang ditumbuhi pepohonan dan semak belukar yang segaja dijadikan sebagai hutan Kota (paru-paru Kota). Tanahnya berwarna merah, menandakan bahwa wilayah pengunangan ini sangat subur dan sejuk.

Di atas pegunungan terlihat hamparan laut yang begitu indah nan elok, serta kondisi jalan yang mulus, membuat penguna jalan, baik motor maupun mobil merasa nyaman. Meski di wilayah ini, pengunan jalan semakin bertambah setiap harinya, namun kemacetan nyaris tidak pernah terjadi.

Tingginya angka pengguna jalan di tempat ini bisa dimaklumi, mengingat di ujung Utara Kota ini terdapat tempat wisata bernama pantai Amal yang sementara dalam proses pembangunan. Bangunan water park nantinya akan menjadi ikon wisata pantai, dan segaja dipersiapkan oleh pemerintah Kota sebagai upaya untuk mewujudkan Tarakan sebagai tempat wisata terbesar se-Kaltara.

Meski suasana di sekitar Pantai Amal masih terbilang cukup sederhana, namun suasananya begitu terasa saat menyaksikan jejeran warung makan dengan hidangan sea food yang kebanyakan pengunjungnya adalah orang yang telah berkeluarga serta pedagang kaki lima yang seolah menjadi ciri khas tempat ini.

Sementara di bibir pantai kalangan muda bersantai bersama pasangannya sambil menikmati es kelapa muda yang di pesan di warung-warung kaki lima terdekat. Keberadaan mereka cukup tenang, karena di tempat ini tidak ada pengamen dan pengemis, sebagaimana yang lazim terjadi di tempat wisata di bangsa ini.

Di laut lepas deretan gundukan batu bara yang ditarik oleh kapal Tronton nampak jelas kita saksikan dari bibir pantai. Secara umum, fenomena tersebut sekaligus mengambarkan kekeyaan alam pulau Kalimantan, dan hal ini tentunya menjadi pemandangan yang unik bagi penulis, yang baru pertamakali berkunjung ke pantai Amal.

0 komentar: