Kamis, 15 Januari 2015

AGAMA DALAM BINGKAI NKRI


Arus informasi dan pergerakan ideologi yang semakin menglobal tidak hanya berdampak pada lahirnya pola kehidupan yang serba instan, moderen dan bebas, melainkan juga berdampak pada tradisi serta corak keberagamaan yang semakin menguat dan keras dalam mendominasi ruang publik bangsa kita.

Salah satunya adalah munculnya kelompok-kelompok agama, yang tidak hanya berupaya untuk melakukan pemurnian budaya dan tradisi dengan klaim agama tertentu dari praktek-praktik bid’ah dan musyrik, melainkan juga seruan serta doktrin tentang kewajiban mendirikan Negara Islam di bangsa ini.

Gus Dur dan Gagasan Kebangsaan


(Catatanuntuk Mengenang 5 TahunKepergian Gus Dur)
 
Abdurrahman Wahid (Gus Dur), oleh sebagaian kalangan dikenal sebagaimanusia yang luarbiasa.Bukan hanya karena ketokohannya sebagai Kyai Nahdlatul Ulama (NU) yang penuh kontroversi, tetapi jugadi kenal sebagai seorang politisi, budayawan, seniman, aktivis sosialyang kritis dan intelektual yang mendunia. 

Rabu, 14 Januari 2015

Toleransi



Nama Dr. Rosnida Sari tiba-tiba saja menjadi objek pemberitaan di berbagai media sosial. Pemberitaan tersebut mecuat setelah ia dan mahasiswanya di IAIN Ar-Raniry Banda Aceh melakukan kunjungan ke salah satu Gereja. Maksud dari kunjungan ini, selain untuk merekatkan hubungan persaudaraan atar umat beragama (kristiani dan Islam) di daerah Banda Aceh, juga dimaksudkan sebagai upaya untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang isu gender dalam pandangan agama Kristen.

Meski Rosnida disambut baik oleh pemuka agama (Pendeta) setempat, namun tidak demikian halnya dengan masyarakat dan instansi Perguruan Tinggi dimana Rosnida tinggal dan mengajar. Justru perbuatan Rosnida tersebut dinilai sebagai bentuk pelecehan terhadap Islam di bumi Serambi Mekah. Akibatnya, Rosnida beserta keluarganya pun mendapat ancaman dan intimidasi dari pihak Kampus dan masyarakat setempat.

Selasa, 13 Januari 2015

Dakka; Komunitas Kecil yang Terlupakan (Sebuah Narasi Yang Tidak Utuh)



Tak banyak yang tahu, bahwa selain etnis Mandar, Bugis, Jawa, Pannei dan Pattae yang menjadi penghuni setia Kabupaten Polewali Mandar (Polman), juga terdapat satu komunitas (baca; Etnis) kecil bernama Dakka. Keberadaan etnis ini memang tidak terlalu dikenal oleh banyak orang, sebab selain jumlah warganya sedikit, komunitas ini juga tidak memiliki tradisi tulis seperti Lontora,  yang menjadi salah satu penanda keberadaan suatu etnis.

Kamis, 01 Januari 2015

Makassar Kota Kriminal




Kota dalam sejarah perkembangannya tidak pernah lepas dari berbagai macam kepentingan, mulai dari kepentingan politik, ekonomi, sosial dan budaya. Keterlibatan dari berbagai macam kepentingan ini, tentunya tidak hanya membuat kehidupan Kota semakin hetrogen dan dinamis, melainkan juga menjadi penyebab terjadinya polarisasi kehidupan dalam bentuk kelompok atau geng. Pola kehidupan berkelompok inilah yang belakangan banyak mendominasi ruang publik perkotaan.  

Dalam konteks Negara demokrasi, kehadiran berbagai macam kelompok di ruang publik, tentunya tidaklah menjadi masalah, selama ia tidak menganggu hak dan kehidupan orang lain. Meski demikian, sangat disayangkan karena kehidupan berkolompok belakangan ini, tidak hanya tumbuh dan berkembang secara liar, melainkan juga hadir dan berkembang tidak disertai dengan kesadaran akan hak-hak orang lain. Sehingga tindakan kriminal, seperti tawuran antar kelompok, aksi brutal gen motor dan pengrusakan fasilitas umum menjadi fenomena tragis dalam dinamika kehidupan perkotaan kita belakangan ini, dan akhirnya suasana Kota pun semakin menakutkan. 

Mengenang Kepergian Gus Dur



Di penghujung akhir tahun, tepatnya, 30 Desember 2009, penghuni bangsa ini dikejutkan dengan berpulangnya salah seorang tokoh kharismatik bangsa. Kepulangannya untuk menghap sang Ilahi semakin memperjelas bahwasanya ia adalah sosok manusia yang luar biasa, dibuktikan dengan ribuan pelayat dan jutaan rakyat Indonesia turut berduka atas kepulangannya.

Dialah KH. Abdurrahman Wahid atau yang lebih dikenal dengan nama Gus Dur, sosok manusia yang sulit ditemukan duanya di bangsa ini. Selain dikenal sebagai ulama besar, ia juga di kenal sebagai budayawan, nasionalis sejati dan kritukus cerdas.